Pengkhianat!
Ya label itulah yang sempat aku sematkan kepadanya karena perlakuannya kepadaku.. Aku sendiri tidak pernah bisa mendefinisikan arti kata pengkhianat.. Namun ketika aku merasa dikhianati, saat itulah label itu kusematkan..
Balas dendam? Tidak.. Balas mengkhianati? Tidak.. Atau membunuhnya? Tidak pula.. Aku tidak melakukan itu semua.. Hanya satu hal yang aku lakukan.. Tidak pernah menanggapnya ada.. Itu saja..
Setahun..
Dua tahun..
Tiga tahun..
Sampai tak terhitung lagi..
Hingga suatu saat, pesan yang kuterima meluruhkan api itu.. Sadar atau tidak, pesan itupun terbalas.. Label pengkhianat pun terkelupas seiring waktu berjalan..
Itukah yang disebut maaf? Bisa jadi.. Sama seperti pengkhianat yang tidak bisa aku definisikan.. Kata maaf tak pernah terucap dari bibir ini.. Namun bara api yang telah padam lebih dari cukup untuk mendefinisikan maaf..
Maaf itu bukan untukmu, bukan pula untuknya.. hanya untukku sendiri.. Maaf yang telah memadamkan bara apiku sendiri..
Dan melalui tulisan ini, aku ingin berucap,
Ya, aku memaafkanmu..